Momen kebersamaan ini terabadikan di tepi sungai desa, tempat perahu-perahu tradisional bersandar. Anak-anak desa tampak riang gembira berfoto dan bercanda tawa di atas salah satu perahu bersama seorang prajurit TNI. Mereka melambaikan tangan dengan penuh semangat, menunjukkan betapa dekatnya hubungan yang terjalin selama TMMD berlangsung.
Bagi anak-anak Pinang Banjar, kehadiran bapak-bapak TNI tidak hanya berarti pembangunan jembatan atau gorong-gorong, tetapi juga hadirnya sosok kakak, guru, dan teman bermain. Kehangatan ini menjadi penyeimbang di sela kegiatan TMMD yang padat, mulai dari mengajar di sekolah, membantu pembangunan RTLH, hingga menyelesaikan proyek air bersih seperti sumur bor.
Senyum polos dan tawa riang anak-anak di atas perahu itu menjadi simbol keberhasilan nonfisik TMMD—yaitu kemanunggalan yang tulus dan tanpa batas antara TNI dengan rakyatnya. Momen ini membuktikan bahwa di balik seragam loreng yang tegas, terdapat hati yang hangat dan penuh kepedulian terhadap masa depan generasi penerus bangsa. Hubungan ini akan menjadi kenangan manis yang tak terlupakan bagi warga, khususnya anak-anak Pinang Banjar, bahkan setelah TMMD ke-126 usai.

